Jumat, 16 Maret 2012

tugas fisdas


LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II
OSILOSKOP

I.                   PENDAHULAN
A.    Latar Belakang
Osiloskop sinar katoda merupakan alat elektronik yang digunakan dalam berbagai bidang. Sifat dasar scope yaitu mampu melukiskan kelakuan tegangan listrik. Scope tidak mempunyai bagian bergerak yang mekanis, tetapi semua gerakannya dilakukan oleh sinar katoda berupa electron yang praktis dan tidak mempunyai massa. Hal sangat istimewa dari scope adalah mampu menangkap dan mengikuti peristiwa yang gerakannya sangat cepat, bahkan mampu mengikuti sampai seperjuta detik. Scope juga dapat melukiskan bentuk dan tingkah laku dari gelombang tegangan tersebut.

B.     Tujuan
1.      Mengetahui cara menggunakan dan menampilkan operasi osiloskop berkas dua,
2.      Mengetahui cara mengukur dua tegangan baik yang identik maupun yang berbeda,
3.      Mengetahui fungsi trigger,
4.      Mengukur frekuensi, tegangan, dan beda fase,
5.      Melukiskan bentuk dan kelakuan tegangan listrik,
6.      Dapat menyimpulkan hasil praktikum.

II.                DASAR TEORI
Pada praktikum osiloskop II terdiri atas latihan menggunakan CRO berkas dua (double beam, dual trace, dll). CRO ini akan menampilkan dua gambar dari dua peristiwa sekaligus. Sedangkan untuk menampilkan dua gambar dalam waktu yang bersamaan dilayar scope, bias menggunakan dua macam alat scope yaitu :
1.      Scope yang di dalamnya terdapat dua electron gun dan dua pasang panjang pelat vertical dan horizontal, tapi scope ini lebih mahal,
2.      Scope biasa yang di dalamnya hanya terdapat satu electron gun dan satu pasang pelat dalam posisi vertical dan horizontal. Untuk lebih jelas lihat gambar scope di atas, tapi yang menarik scope ini agar dapat menampilkan dua gambar, scope ini ditambahkan rangkaian ekstra yang disebut electronic switch (ES).
ES ini adalah alat yang istimewa, karena alat ini akan membuat hubungan (kontak) tidak dengan alat mekanis, umpamanya batang logam, tetapi dengan alat non-mekanis yaitu electron yang tidak mempunyai massa. Oleh karena itu, ES memindahkan kontak dengan sangat cepat. ES ini menghubungkan masing-masing input yakni YA dan YB secara bergantian dengan pelat vertical karena hal itu dilakukan cepat sekali, maka praktikan akan merasa melihat ada dua gambar utuh dilayar. Pada gambar diatas akan terlihat jelas pula disamping layar yang terlihat pelat vertical dan horizontal.


III.             METODE EKSPERIMEN
A.    Alat dan Bahan :
1.      Scope Trio CS-1022 26 MHz,
2.      Dua buah osilator AG-202A,
3.      Rasistor
4.      Kapasitor,
5.      Kabel.
B.     Skema Percobaan


















Keterangan gambar :
Tambak pada gambar, ES berfungsi sebagai saklar. Cara bergantian ES dalam menghubungkan YA dan YB pada pelat vertical ada dua macam yaitu :
1.      Alternative (ALT) : A dilukiskan terlebih dahulu baru B seluruhnya, kemudian A lagi dan begitu seterusnya,
2.      Chop : sebagian dari A dilukis terlebih dahulu lalu sebagian dari B kemudian kembali ke A dan begitu seterusnya.
Cara ALT sangat cocok untuk situasi dimana frekuensi A dan B relative besar, sedangkan chop untuk frekuensi yang relative kecil.

IV.             TATA LAKSANA, HASIL PERCOBAAN, DAN PEMBAHASAN
A.    Eksperimen I : Operasi Scope Berkas Dua (kalibrasi)
1.      Tujuan : Menampilkan dua gelombang dalam satu layar.
2.      Tata laksana percobaan :
a.       Penyetelan tabung scope (CRT)
·         Scope diusahakan dalam keadaan hidup,
·         Tombol X position ↔ dipasang yaitu tombol 28 ditengah-tengah berarti bintik putih tombol berada diatas,
·         Tombol Y position juga dipasang,
Untuk CH 1 posisi :
v  Kabel  dimasukkan ke CH 1 (input),
v  Posisi ↕ berada ditengah-tengah,
v  Volt/DIV pada 0.5 V/D,
v  Mode pada AC.
Untuk CH 2 posisi :
v  Kabel dimasukkan ke CH 2 (input),
v  Posisi ↔ berada ditengah,
v  Volt/DIV pada 0.5 V/D,
v  Mode posisi pada AC.
·         Time /DIV berada pada 1 ms,
·         Mode di posisi ALT,
·         Posisi source pada V mode,
·         Posisi coupling pada AC,
·         Posisi mode (25) auto.
b.      Pengaturan pada frekuensi
·         Frekuensi di posisi 1 KHz,
·         CH 1 pada tombol mode.
3.      Grafik :









4.      Pembahasan
Percobaan ini disebut juga kalibrasi, yaitu untuk menampilkan dua buah gelombang pada satu layar. Kedua buah gelombang ini relative sama karena masing-masing input pada CH 1 dan CH 2 dihubungkan ke ground (GND) pada scope.
5.      Kesimpulan
Untuk memperoleh dua buah gelombang / grafik pada satu layar secara bersamaan dilakukan dengan cara memasukkan masing-masing input pada CH 1dan CH 2 ke ground pada scope, maka di layar akan tampak dua buah gelombang yang bentuknya relative sama.
B.     Eksperimen II : Penyetelan X position
1.      Tata laksana percobaan :
a.       Pengaturan pada tabung scope
·         Time/DIV pada posisi 1 ms,
·         VARIABLE (26) di CAL paling kanan,
·         X-POSITION(28) pada keadaan biasa (tidak tertarik),
·         MODE (25) pada normal,
·         Source pada CH 1,
·         Volt/DIV pada 2 dan tombol merah di CAL,
·         Saklar geser (4) di AC,
·         Volt/DIV (6,7) bebas,
·         Saklar geser (8) pada GND.
b.      Pengaturn pada Audio frekuensi
·         Dari input CH 1 dimasukkan kelubang di Audio frekuensi,
·         Frekuensi di 1 KHz.
c.       Gambar ditengah layar diusahakan dengan menggunakan Y-POSITION,
d.      Gambar ditengah layar diusahakan dengan mengatur X-POSITION, waktu yang diambil oleh satu periode tegangan ini adalah 1 cm=10mm,
e.       Setelah terlihat di scope, tariklah tombol 28, amati pada layar kemudian digambar, dengan time/div 10 ms yang diperoleh dari waktu yang dibutuhkan untuk melukis 10 cm adalah 100 ms.
2.      Grafik
·         Grafik sebelum tombol 28 ditarik :





·         Grafik setelah tombol 28 ditarik :





3.      Pembahasan
Pada percobaan ini akan dibandingkan dua buah grafik yaitu grafik yang terbentuk sebelum tombol X-POSITION (28) ditarik dan grafik yang terbentuk setelah tombol 28 ditarik. Dari kedua grafik tersebut terdapat perbedaan pada panjang gelombangnya, yakni grafik setelah ditarik tombol 28 memiliki panjang gelombang sepuluh kalinya dari grafik sebelum tombol 28 ditarik. Disini akan dihitung periode tegangannya yaitu dengan cara menjumlahkan jumlah kotak dari puncak ke puncak gelombang dikalikan dengan time/div, maka akan didapatkan nilai periode. Sedangkan menarik tombol 28 untuk mencari time/div dari frekuensinya.
4.      Kesimpulan
Untuk memperoleh dua buah grafik dari satu grafik seperti pada grafik diatas yaitu dengan menarik tombol position (28) sehingga akan diperoleh grafik yang mengalami perbesaran sepuluh kali. Oleh karena itu kerja tombol ini seperti lensa pembesar. Kerja tombol ini sebenarnya juga dapat diperoleh dengan cara biasa yaitu menggunakan pasangan tombol time/div (26,27) yaitu dengan memutar tombol 27 kekanan sehingga besarnya sepersepuluh kalinya.
C.     Eksperimen III : Mengukur Dua Tegangan
1.      Tata laksana percobaan :
a.       Pengaturan pada tabung scope
·         Saklar geser CH1dan CH 2 digeser pada posisi AC,
·         Variable di 1 V/D pada CH 1,
·         Variabel di 0.2 V/D pada CH 2,
·         Time/div pada 0,5 T/D,
·         Trig mode pada normal atau auto,
·         Trig source pada CH 1,
·         Input CH 1 dan CH 2 dipasang ke audio frekuensi.
b.      Pengaturan pada audio frekuensi
·         Frekuensi pada 1 KHz,
·         Tombol putar decibel pada 0 dB,
·         Input CH 1 dan CH 2 diusahakan dimasukkan ke output yang ada pada audio frekuensi.
2.      Grafik











3.      Pembahasan
Dari grafik diatas dapat terlihat perbandingan YA dan YB setelah diatur 0,2 volt/div pada tombol 6, tinggi YB menjadi 5 kali YA. Jadi factor perbesaran YB terhadap YA =5.
4.      Kesimpulan
Rasio perbandingan CH 1 dan CH 2 yaitu 1 : 0,2 atau 5 : 1, sehingga CH 1 lebih besar dari CH 2. Pada percobaan ini tidak menggunakan trigger karena gambar tidak berubah-ubah.

D.    Eksperimen IV : Mengukur Dua Tegangan yang Identik
1.      Tujuan : mengukur dua tegangan yang identik, mengetahui fungsi trigger
2.      Tata laksan percobaan :
a.       A dan B dikenakan tegangan yang sama,
b.      Volt/DIV dari tombol (3,2) dan (6,7) pada 0,2 volt/div pada CH2 dan 1 volt/div pada CH1,
c.       Dua gelombang diusahakan saling bertumpangan lalu sinyal A ditempatkan pada 1 cm diatas garis tengah dan sinyal B 1 cm di bawah garis,
d.      Time base di trigger dengan sinyal A lalu dari sinyal B,
e.       Sinyal A dibuang, di trigger dari sinyal A
3.      Grafik










4.      Pembahasan
Pada awalnya grafik diatas bentuknya tidak teratur sehingga agar lebih teratur menggunakan trigger. Terbukti pada saat mentrigger sinyal A maka pada grafik CH1 menjadi lebih baik dan begitu juga pada saat mentrigger sinyal B. Setelah grafik terlihat jelas, dapat dihitung tegangannya pada masing-masing CH 1 dan CH 2. Apabila sinyal A dihilangkan pada saat mentrigger, A tidak terjadi apa-apa, sedangkan saat mentrigger, B terjadi perubahan gelombangnya terlihat lebih jelas. Untuk membandingkan sinyal B yang dikenai frekuensinya maka mentrigger kedua sinyal A dan B tetaplah menghasilkan sesuatu yang sama pula karena inputnya sama.
5.      Kesimpulan
·         Besar tegangan : CH 1 = 10 div x 1 volt/div = 10 volt
CH2 = 10 div x 0,2 volt/div = 2 volt
·         Fungsi trgger adalah untuk menstabilkan gerakan gelombang.
 
E.     Eksperimen V : Mengukur Dua Tegangan yang Berbeda
1.      Rangkaian dua resistor I
a.       Skema percobaan








b.      Cara kerja
·         Resistor dihubungkan dengan audio frekuensi, scope, dan gen,
·         Volt/div CH 1 dan CH 2 pada 2 volt saklar geser AC,
·         Time/div pada 0,5 t/d, mode pada chop,
·         Posisikan trig mode pada norm dan trig source pada line.
c.       Grafik









d.      Pembahasan
Tinggi Vtotal = V 1 + V 2
CH 1 = V 2 : 2,5 cm x 2 volt = 5 volt
CH 2 = Vtotal : 4 cm x 2 volt = 8 volt
Jadi tegangan puncak dari V 1 = Vtotal – V 2 = CH 2 – CH 1 = 3 volt
2.      Rangkaian dua resistor II
a.       Skema percobaan








b.      Cara kerja
·         Resistor dihubungkan dengan audio frekuensi, scope, dan gen,
·         Volt/div CH 1 dan CH 2 pada 2 volt saklar geser AC,
·         Time/div pada 0,5 t/d, mode pada posisi chop,
·         Trig mode pada norm dan trig source pada line.
c.       Grafik







d.      Pembahasan
Tinggi Vtotal  = V1 + V2
CH 1 = V1 : 1,5 cm x 2 volt = 3 volt
CH 2 = Vtotal : 4 cm x 2 volt = 8 volt
Jadi tegangan puncak dari V2 = Vtotal – V1 = CH2 – CH1 = 5 volt.
3.      Rangkaian dua resistor III
a.       Skema percobaan







b.      Cara kerja
·         Resistor dihubungkan dengan audio frekuensi, scope, dan gen,
·         Volt/div CH 1 dan CH 2 pada 2 volt saklar geser AC,
·         Time/div pada 0,5 t/d, mode pada posisi chop,
·         Trig mode pada norm dan trig source pada line.
c.       Grafik









d.      Pembahasan
Tinggi Vtotal  = V1 + V2
CH1 = V1 : 1,5 cm x 2 volt = 3 volt
CH2 = V2 : 2,5 cm x 2 volt = 5 volt
Jadi tegangan puncak dari Vtotal = V1 + V2 = CH1 + CH2 = 8 volt
4.      Rangkaian dua resistor IV
a.       Skema percobaan







b.      Cara kerja
·         Posisikan volt/div CH1 dan CH2 pada 2 volt,
·         Trig source pada (X-Y),
·         Time/div pada 1 ms,
·         Posisikan audio frekuensi pada 100 KHz.
c.       Grafik








d.      Pembahasan
Resistansi dari tahanan R adalah kecil jika dibandingkan dengan impedansi atau reduktansi dari kapasitor C, akibatnya ujung-ujung C sama dengan tegangan total V, untuk mengamati beda fase dapat dilakukan dengan cara membandingkan VC dan VR untuk nilai tan θ = x/y.
x = VR = 16 div x 0,2 volt/div = 3,2 volt
y = VR = 8 div x 0,2 volt/div = 1,6 volt
tan θ = x/y = 3,2/1,6 = 2
θ = arc tan 2 = 63,43º
Jadi sudut yang terbentuk adalah 63º
F.      Eksperimen VI : Mengukur Frekuensi
1.      Tata laksana percobaan :
a.       Tombol trig mode digeser kekanan (X-Y),
b.      Dimasukkan lubang input (9), tegangan sinus 2 V dari Gen satu dengan frekuensi 10 KHz,
c.       Jika tegangan dari Gen satu ini juga dimasukkan di lubang input (5) saluran Y maka di layar akan diperoleh garis lurus yang miring,
d.      Gen dua dimasukkan ke lubang 5 (saluran Y),
e.       Gambar pada layar diamati dan digambar,
f.       Frekuensi diatur dengan perbandingan 1:1, 1:2.
2.      Grafik
a.       Grafik untuk perbandingan 1 : 1







b.      Grafik untuk perbandingan 1 : 2







3.      Pembahasan
Pada grafik dengan perbandingan frekuensi 1 : 1, grafik berbentuk ovalyang pada saat diperoleh gambarnya bergerak searah jarum jam dengan pelan. Pada perbandingan frekiensi 1 : 2 akan membentuk grafik angka 8, hal ini dikarenakan frekuensi 2 memiliki besar dua kali lipat dari frekuensi 1.
4.      Kesimpulan
Semakin besar perbandingan frekuensinya maka bentuk elips pada grafik jumlahnya akan semakin banyak sesuai dengan jumlah perbandingannya, jika perbandingan 1 : 2 bentuk elipsnya ada dua, jika perbandingan 1 : 3 maka bentuk elipsnya ada 3, begitu seterusnya. Perbandingan antara kedua angka juga menimbulkan arah pertambahan elips vertical maupun horizontal, angka sebelah kanan akan mengakibatkan pertambahan bentuk elips kearah horizontal, sedangkan angka sebelah kiri akan mengakibatkan pertambahan bentuk elips kearah vertical.

G.    Eksperimen VII : Mengukur Beda Fase
1.      Tata laksana percobaan :
·         Transformator lilitan sekunder (CT = sambungan tengah) dan yang tegangannya rendah diambil,
·         Resistor R dan kapasitor C diambil dan dihubungkan pada trafo,
·         R diambil sekitar 1 kOhm dan untuk C sekitar 10 – 15 nF,
·         CT ditanahkan, lilitan primer trafo dihubungkan dengan Gen, gen dipasang pada frekuensi sekitar 10 kHz dan tegangan output pada maksimum kemudian hubungkan titik (2) dan (1) pada pelat HOR (9) dan VERT  (5) scope,
·         Tempatkan saklar geser trig mode di X-Y,
·         Layar diamati, gambar akan tampak berbentuk elips, berarti antara tegangan HOR dengan VERT ada beda fase,
·         Frekuensi gen divariasi.
2.      Grafik





3.      Pembahasan
Sebenarnya percobaan ini sama dengan percobaan mengukur dua tegangan yang berbeda yang keempat, karena pada percobaan ini sama-sama mencari beda fase antara dua buah tegangan, sehingga grafik dan pembahasannya pun hamper sama.

V.                KESIMPULAN
·         Osiloskop dapat melukiskan dua gelombang tegangan dalam satu layar sekaligus,
·         Dari osiloskop kita dapat mengetahui beda fase antara dua gelombang,
·         Osiloskop dapat melukiskan perbandingan frekuensi antara dua gelombang,
·         Untuk memperoleh perbesaran sepuluh kali dengan menarik tombol position (28),
·         Pada tegangan yang identik dapat diperoleh perbesaran atau rasio perbandingan antara CH1 dengan CH2,
·         Trigger berfungsi untuk menstabilkan gerakan gelombang,

VI.             DAFTAR PUSTAKA
Staff Laboratorium Fisika Dasar. 2009. Panduan Praktikum Fisika Dasar II. Yogyakarta : Laboratorium Fisika Dasar, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada.

                                                                                              Yogyakarta, 12 Mei 2009

Asisten                                                                                     Praktikan




          Nurfina                                                                          Wahyu Setyo Hutomo

1 komentar: